Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Pemikiran Muhammad Iqbal dan Pendirian Negara Pakistan

Intervensi asing di India membuat masyarakat tidak dapat menjalankan roda pemerintahan secara utuh dan sesuai kehendak mereka, bahkan cenderung mengikut saja kepada kebijakan pemerintah koloni dan tidak memiliki kekuatan untuk membuat kebijakannya sendiri.

Sektor ekonomi dan politik menjadi sasaran asing terutama Inggris dalam menginterfensi roda pemerintahan di India.

Munculnya perlawanan-perlawanan yang dilakukan oleh golongan Muslim India semakin membangkitkan semangat untuk memperjuangkan kemajuan Muslim India. 

Hal itu ditandai dengan munculnya beberapa tokoh yang membuat perubahan di India, salah satunya adalah Muhammad Iqbal, yang memiliki pandangan tentang pan Islamisme. 

Dan merupakan perintis negara Muslim Pakistan yang menginginkan lepas dari pengaruh Hindu di India

Selain sebagai seorang politikus, Ibal juga menggeluti bidang seni (puisi) dan filsafat, sehingga banyak dari buah karyanya yang menjadi rujukan dan kajian hingga kini.

BIOGRAFI MUHAMMAD IQBAL


Muhammad Iqbal dilahirkan di Sialkot pada tahun 1876 M, ia berasal dari keluarga golongan menengah. 

Ayahnya merupakan seorang Muslim yang saleh. Ia memperoleh pendidikan pertamanya di sebuah Madrasah dan kemudian di Scottish Mission School. 

Sayid Mir Hasan adalah seorang yang banyak mempengaruhi Muhammad Iqbal ketika ia masih kecil, karena tahu akan bakat yang dimiliki oleh Muhmmad Iqbal.

Meskipun Iqbal terlahir di keluarga yang miskin, ia dapat menempuh pendidikan sekolah menengah dan perguruan tinggi dengan beasiswa yang diperolehnya. 

Ia kemudian melanjutkan pendidikannya di Lahore dengan masuk ke Goverment College (Sekolah Tinggi Pemerintah)

Di sana ia kenal dengan Sir Thomas Arnold dan Iqbal pun menjadi Mahasiswa kesayangannya. Iqbal lulus pada tahun 1897. 

Dan melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi di Inggris atas dorongan Sir Thomas Arnold, ia masuk ke Universitas Cambridge untuk belajar filsafat. 

Dua tahun kemudian ia pindah ke Munich dan ia kemudian berhasil memperoleh gelar Ph.D.-nya. 

Pada tahun 1908 ia kembali ke Lahore, bekal menjadi advokat yang didapatnya di London, ia pergunakan di Lahore dengan bekerja sebagai seorang pengacara, disamping itu ia juga menjadi dosen filsafat.

Selain itu ia juga merupakan seorang penyair yang memaparkan pemikirannya tentang aktivisme yang dinamis. 

Pada tahun 1922 ia mendapat gelar bangsawan (Sir) dari kerajaan Inggris, dan empat tahun kemudian (1926) ia menjadi anggota dewan legislatif pusat. 

Pada tahun 1930 ia dipilih menjadi ketua Liga Muslim India. 

Dalam pidatonya ia menganjurkan untuk mendirikan negara Islam di Anak benua India yang terdiri dari negara-negara bagian yang penduduknya sebagian besar Islam. 

Iqbal adalah seorang penyair dan sekaligus filosof, namun pemikirannya mengenai kemunduran umat Islam mempunyai pengaruh pada gerakan pembaharuan dalam Islam.


MUHAMMAD IQBAL SEBAGAI SEORANG SENIMAN 


Selain memiliki pandangan-pandangan tentang pembaharuan dalam Islam, mengenai akibat dari kemunduran Islam dan solusi untuk kemajuan Islam, Iqbal juga aktif dalam menulis sebuah karya sastra puisi.

Karir sastra Muhammad Iqbal sudah berkembang seiring dengan karir dunia pendidikannya. 

Ketika ia menjadi staf dosen di Perguruan Tinggi pemerintah (Government College), pada waktu itu ia menulis bukunya dalam bahasa urdu yang pertama kali mengenai ekonomi.   

Namun sebelum itu ia telah mulai mengambil bagian pada simposium syair lokal, dan telah menarik perhatian para penyair senior. 

Pada 1901, Sir Abdul Qadir menerbitkan sebuah majalah Urdu Makhzan, yang mana Iqbal merupakan kawan darinya dan Iqbal diharuskan untuk menyumbangkan syairnya dalam majalah tersebut.

Syair-syair Iqbal mencerminkan ia sebagai seorang nasionalis India yang baru bangkit. 

Akan tetapi terjadi perubahan dalam diri Iqbal ketika ia pergi ke Eropa, yang awalnya seorang nasionalis India berubah menjadi seorang yang sangat mengidolakan pan Islamis.

Ia menggunakan keahlian Puisinya untuk menyatukan umat Muslim, salah satu ekspresi yang sangat penting dari perubahan sikap Iqbal adalah “Islamic Anthem” (Lagu kebangsaan Islam yang disusunnya. 

Ditulis dalam gaya dan sajak yang sama sebagaimana Lagu Kebangsaan India yang asli, bahkan lebih memukau.

Bagi Iqbal, seni tidak mempunyai arti tanpa pertaliannya dengan hidup, manusia dan masyarakat. Tujuan seni bagi Iqbal ada tiga, yang pertama adalah hidup itu sendiri, seni harus menciptakan kerinduan kepada hidup yang abadi. 

Bait-bait yang membawakan pesan tentang kehidupan abadi meneruskan tujuan Tuhan, seperti kata-kata Malaikat Jibril dan suaranya yang mengumumkan Hari Pembalasan. 

Tujuan seni yang kedua adalah pembinaan manusia, seniman haruslah memompa-kan semangat kejantanan dam keberanian ke dalam hati orang yang berhati tenteram, dan menciptakan kerinduan dalam hati manusia akan setiap ideal dan tujuan yang baru.

Tujuan seni yang ketiga adalah kemajuan sosial, penyair menurutnya adalah mata suatu bangsa, dengan kekuatan kenabian, seniman dapat meninggikan bangsa dan mengantarkannya ke arah kebesaran demi kebesaran yang lebih tinggi.

MUHAMMAD IQBAL SEBAGAI SEORANG FILOSOF

Sebenarnya dalam syair-syairnya sudah mencerminkan pemikiran-pemikiran tentang filsafat, termasuk tentang ketuhanan, keindahan dan lain sebagainya. 

Karya-karya awalnya dalam cara ia memandang Tuhan lebih bersifat Panteisme, Tuhan menurut Iqbal adalah mencakup alam secara keseluruhan.

Ia meyakini Tuhan sebagai Keindahan Abadi, Yang ada tanpa tergantung pada dan mendahului segala sesuatu, dan karena itu menampakkan diri dalam semuanya itu. 

Dia menyatakan Dirinya di langit dan di bumi, di matahari dan di bulan, pada kerlip bintang-bintang dan jatuhnya embun, ditanah dan di laut, di api dan nyalanya, di batu dan pepohonan, pada burung-burung dan binatang buas, di wewangian dan nyanyian.

Pemahaman filsafat Iqbal yang bersifat panteis tersebut ia dapatkan pada masa-masa awal saja kira-kira pada tahun 1901-1908. 

Akan tetapi setelah itu ia merubah sikapnya atas pengaruh Mc Taggart dan James Ward di Cambridge. 

Di masa yang kedua ini filsafat Iqbal lebih berorientasi pada kekuatan “diri”. Menurutnya diri adalah suatu realitas yang benar-benar nyata. 

Diri ada dan keberadaannya terletak pada hakekatnya sendiri.

Ia melakukan kritik terhadap pemikiran panteisme, dalam kritiknya Iqbal menunjukkan bahwa diri itu nyata dan ada, yang pada akhirnya diri tidak larut ke dalam yang mutlak. Itu akan berimplikasi hilangnya ego secara total. 

Pemikiran bahwa saya tidak ada, tidak nyata, adalah pemikiran yang tidak cocok baik bagi pemikiran maupun diri praktis manusia. 

Masa kedua pemikiran Iqbal ini kira-kira antara tahun 1908-1920.


PEMIKIRAN MUHAMMAD IQBAL DALAM BIDANG POLITIK DAN KEISLAMAN

Muhammad Iqbal meyakini bahwa umat Hindu dan Muslim harus bekerja untuk masa depan mereka masing-masing secara terpisah, dan tindakan-tindakannya cukup jelas. 

Ia menggunakan syairnya untuk menyatukan umat Muslim, dan mempercepat proses  di mana Islam dapat benar-benar memenuhi misi spiritual dan kulturalnya di dunia ini.

Iqbal pergi ke Inggris sebagai seorang nasionalis dan panteis, teteapi kembali ke India dengan pan Islamis dan ada kecenderungan sebagai puritan (pemurni). 

Hal itu terjadi karena penelitiannya pada sejarah tasawuf Islam. 

Ia menulis disertasinya tentang Development of Metaphysics in Persia, dan ia berkesimpulan bahwa tasawuf (mistik islam) tidak mempunyai dasar yang kukuh dan historis dalam ajaran Islam yang murni. 

Dan ia menyimpulkan bahwa tasawuf merupakan pertumbuhan yang asing, bahkan tidak sehat.

Ia berpendapat bahwa kemunduran umat Islam selama  500 tahun terakhir disebabkan oleh kebekuan dalam pemikiran, hukum dalam Islam telah sampai kepada keadaan yang statis. 

kaum konservatif dalam Islam berpendapat bahwa rasionalisme yang ditimbulkan golongan Muktazilah akan membawa kepada disintegrasi dan dengan demikian berbahaya bagi kestabilan Islam sebagai kesatuan politik. 

Sebab terutama ialah hancurnya Baghdad, sebagai pusat kemajuan pemikiran umat Islam di pertengahan abad ke-13.

Menurut Iqbal, hukum Islam tidak bersifat statis, tetapi dapat berkembang sesuai dengan perkembangan zaman. 

Pintu ijtihad tidak pernah tertutup. 

Islam pada hakikatnya mengajarkan dinamisme, Al Qur’an senantiasa menganjurkan pemakaian akal. 

Islam mem-pertahankan konsep dinamisme dan mengakui adanya gerak dan perubahan dalam hidup sosial manusia. 

Dan prinsip yang dipakai dalam soal gerak dan perubahan itu adalah Ijtihad, yang mempunyai kedudukan penting dalam pembaharuan Islam.

Ia mendorong umat Islam supaya bergerak dan jangan tinggal diam, ia menyerukan kepada umat Islam untuk bangun dan men-ciptakan dunia baru. 

Dalam pembaharuannya, Iqbal tidak  berpendapat bahwa Baratlah yang harus dijadikan sebagai model. 

Dalam hal ini menurutnya yang dapat diambil dari Barat adalah ilmu pengetahuan-nya.


PERAN MUHAMMAD IQBAL DALAM PERENCANAAN PENDIRIAN NEGARA ISLAM (PAKISTAN)
Bendera Negara Pakistan

Sejak 1907 Iqbal menganjurkan solidaritas dan persaudaraan Muslimin, namun hal itu tidak menyebabkan konflik dengan sesama rakyat senegerinya. 

Dan kenyataan kaum nasionalis Hindu telah mendukung satu bentuk pan-Islamis yang akan memudahkan pembentukan front untuk melawan Inggris. Dukungan semacam itu hanya sebagai kepentingan politik sementara.

Puncak karir politik Iqbal terjadi pada 1930, di mana pada sidang tahunan Liga Muslim India ia mengajukan untuk pertama kalinya di hadapan umat Muslim India, tujuan nasional dari apa yang kemudian yang dikenal sebagai Pakistan. 

Hal itu tercermin dalam pidatonya yang menginginkan pembentukan negara Muslim di Barat laut India.

Namun pidatonya di sidang itu hanya menimbulkan reaksi sedikit dikalangan politisi, dan tidak dianggap serius. 

Tahun berikutnya Iqbal diundang ke Inggris untuk menghadiri Konferensi Meja Bundar. 

Di sana ia dapat mengadakan hubungan yang sangat berharga. 

Ia banyak mengadakan pertemuan dengan Muhammad Ali Jinnah, yang ia mampu menarik perhatiannya tentang rencana hari depan India.

Orang lain yang bertemu Iqbal di Inggris adalah Chaudhri Rahmat Ali, seorang Mahasiswa Cambridge yang sangat tertarik dengan usul-usul Iqbal. 

Makam Muhammad Iqbal

Ia menerbitkan pamflet-pamflet tentang masalah  itu, dan orang luar menganggap bahwa Chaudhri Rahmat Ali sebagai pencipta Rencana Pakistan. 

Padahal sebenarnya Iqbal merupakan orang pertama yang meletakkan rencana Pakistan.

Baca Juga :




REFERENSI


Ali, Mukti. “Ijtihad Dalam Pandangan Muhammad Abduh, Ahmad Dakhlan dan Muhammad Iqbal”. 1990. Jakarta : PT Bulan Bintang.
_______ , “Alam Pikiran Islam Modern di India dan Pakistan”. 1993. Bandung: Penerbit Mizan.

Hasan, Syed Zahfarul. “Metafisika Iqbal: Pengantar untuk Memahami the Reconstruction of Religious thought in Islam”. 2004. Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Nasution, Harun. “Pembaharuan dalam Islam: Sejarah Pemikiran dan Gerakan”. 2003. Jakarta: PT Bulan Bintang.

Syarif. “Iqbal: Tentang Tuhan dan Keindahan”. 1994. Bandung: Penerbit Mizan.

Post a Comment for "Pemikiran Muhammad Iqbal dan Pendirian Negara Pakistan"